Rabu, 11 Mei 2011

Asal Usul dan Sejarah Nama Benua Amerika


Jika Christopher Columbus adalah penemu benua Amerika, maka mengapa benua itu dinamakan benua Amerika dan bukan benua Columbia? Apalagi, nama Amerika berasal dari nama Amerigo Vespucciyang hanya salah satu asisten dari Columbus.

Christopher Columbus



Sebuah peta dunia berusia 500 tahun, menjawab mengapa nama Amerika ditera secara permanen pada benua yang ditemukan Columbus itu, hari Kamis (13/12) dipajang di Perpustakaan Kongres AS di Washington DC. Peta ini dibuat oleh biarawan asal Jerman,Martin Waldseemuller, tahun 1507.


Martin Waldseemuller


Waldseemuller yang tinggal di desa St Die, wilayah yang kini berada di Provinsi Lorraine, Perancis, dalam peta yang dibuat setahun setelah kematian Columbus sudah menyebutkan jelas Benua Amerika. Seharusnya, peta tersebut menyebutkan Benua Columbia, apalagi baru lewat setahun dengan kematian Columbus di Valladolid, Spanyol, 20 Mei 1506.


Saat itu peta Waldseemuller dibuat sebanyak 500 salinan, tetapi hanya satu yang bisa bertahan selama lebih dari lima abad. Rupanya, sebuah keluarga bangsawan Jerman selama ini hampir 400 ratus tahun menyimpan peta ini di ruang perpustakaan di kastil mereka.

http://www.farwellian.com/wp-content/uploads/2009/10/800px-Waldseemuller_map_2.jpg
Peta dunia karya Martin Waldseemueller tahun 1507


Peta ini baru ditemukan pada tahun 1901. Kongres AS yang merasa berkepentingan pada peta ini kemudian membelinya pada tahun 2003 senilai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 93 miliar.

Kongres merasa perlu membayar mahal berkenaan dengan sebutan jelas nama Benua Amerika. Bahkan juga secara jelas membelah belahan bumi Barat dengan dua samudra yang kemudian dikenal dengan Samudra Atlantik dan Pasifik.


Nama America terpampang pada peta tersebut


“Ini juga dokumen pertama dalam bentuk apa pun yang memunculkan nama Amerika,” ujar John Hebert, Kepala Divisi Peta dan Geografi pada Perpustakaan Kongres, kepada wartawan. Hebert juga menegaskan bahwa ini peta pertama yang menggambarkan pemisahan dan seluruh belahan bumi Barat dengan dua samudra.

Peta karya Waldseemuller cukup besar, dengan panjang 2,32 meter dan lebar 1,20 meter. Terdiri dari 12 jalur. Akurasi dari peta yang menggambarkan Benua Amerika ini cukup mengudang decak kagum para ahli.
“Sekitar 80 persen dari peta ini tepat,” ujar Hebert. “Margin kesalahan juga hanya sekitar 70 mil pada khatulistiwa,” katanya menambahkan.

Lantas mengapa bisa nama Amerika yang muncul di peta dan bukan nama Columbia? Besar kemungkinan, Waldseemuller membuat peta berdasarkan informasi dan keterangan yang diberikan Amerigo Vespucci, asisten Columbus. Maklum, saat itu Columbus sudah meninggal dunia.


“Saya menduga telah banyak perjalanan ke benua itu antara tahun 1492 dan tahun 1506, dan bahwa ada kemungkinan orang Spanyol dan Portugal sudah berlayar ke Amerika Latin dan melintas ke pantai barat Amerika,” kata Hebert.

Waldseemuller menerakan nama Amerika pada peta yang dibuatnya tahun 1507 ini. Penjelasan “Terra Incognita” atau “tanah yang belum pernah dikenal” pada benua baru tadi sudah tidak dipakai lagi. Sejarawan lantas bertanya mengapa nama Vespucci yang dipakai dan bukan Columbus yang justru sebagai sebagai penemu pada tahun 1492.

Jay Kislak, seorang banker yang juga memberikan sebagian koleksi petanya, termasuk peta karya Waldseemuller tahun 1516, kepada Perpustakaan Kongres AS, menduga nama Amerika yang muncul karena kelincahan dan relasi Vespucci yang kian luas.

“Vespucci jelas punya kontak yang lebih baik dengan media daripada Columbus. Dia punya kemampuan relasi yang lebih baik. Dia juga bisa menulis lebih baik. Dia juga berasal dari kelas atas, seorang navigasi, bekerja pada ahli medis,” ujarnya.

Spekulasi Kislak sangat masuk akal..

“Itu sebabnya, kita mengenal Amerika, dan bukan Columbia. Inilah kekuatan dari media,” ujar Kislak.
Tidak heran mengapa Waldseemuller menera nama Amerika pada benua baru yang tadinya masih terra incognita itu. Amerigo Vespucci yang lebih terbuka, jelas dan rinci, dan pandai menulis.

0 komentar:

Posting Komentar

Search Engine

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites